Penyusun:
Darnilawati
Laila Rahmati
Rumaini
Dosen
pembimbing:
musradinur
Mata
Kuliah:
Sosiologi
Pendidikan
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
FAKULTAS
TARBIAH DAN KEGURUAN
RODI
BAHASA ARAB
2016
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah Sosiologi Pendidikan dengan judul "Pendidikan Dan Mobilitas Sosial
" tepat pada waktunya.
Salawat dan salam kepada nabi Muhammad sallahu alaihi
wasallam, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek
lainnya.Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu
bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi kawan
kawan untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.
Banda
Aceh, 19 Oktober 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Sedangkan Mobilitas social adalah sebuah gerakan
masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik.
Proses terjadinya mobilitas sosial melalui tipe-tipe gerak
sosial yang terdiri dari dua macam, yaitu Gerak social horizontal yang
merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu
kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat, dan gerak sosial
vertikal adalah perpindahan individu dari objek sosial dari kedudukan sosial ke
kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Pendidikan selalu merupakan bagian dari sistem social, dan
jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah harus mempertimbangkan
perbedaan didalam kurikulumnya, artinya memberikan pendidikan bagi setiap
golongan social yang sesuai dengan kebutuhan golongan masing-masing sehingga
dapat hidup bahagia menurut golongan masing-masing.
Dengan demikian pemakalah akan
mengupas tentang pendidikan dan mobilitas sosial dengan membagi kan sub-sub
judul sebagai berikut: makna dari pendidikan dan mobilitas sosial, proses
terjadinya mobilitas sosial, hubungan pendidikan denagn mobilitas sosial
dan Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial
B. Perumusan Masalah
1.
Pendidikan
dan mobilitas sosial.
2.
Proses
terjadinya mobilitas sosial.
3.
Hubungan
Pendidikan dengan mobilitas sosial.
4.
Pendidikan
menurut perbedaan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dan mobilitas sosial
1. Pengertian pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarrti
pengembangan dan Bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutkan tarbiyah
yang diterjemahkan dengan pendidikan.[1]
Secara istilah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.[2]
2. Pengertian mobilitas sosial
Secara bahasa mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis”
yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain. dan asal kata sosial mulanya berasal dari bahasa latin ”socius”
yang mempunyai arti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, serta berkembang dalam
kehidupan bersama. Itu artinya seorang individu memang sudah ditentukan tidak
bisa hidup terlepas dari bantuan orang lain karena dia tetap membutuhkan
bantuan dan perhatian dari orang lain.
Secara istilah Mobilitas social adalah sebuah gerakan
masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Henry Clay Smith
mengatakan mobilitas social adalah gerakan dalam struktur social (gerakan antar
individu dengan kelompoknya)[3].
Pauul B Horton dan Chester L Hunt mengatakan mobilitas social adalah suatau
gerak perpindahan dari satu kelas social ke kelas social lainnya[4].
Jadi yang dikatakan mobilitas social adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Proses keberhasilan ataupun
kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak social seperti inilah yang
dikatakan mobilitas social (social mobility)[5].
B. Proses terjadinya mobilitas sosial
Proses terjadinya mobilitas sosial melalui tipe-tipe gerak
sosial terdiri dari dua macam, yaitu gerak social Horizontal dan Vertical.[6]
1. Gerak social horizontal merupakan
peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok social
ke kelompok social lainnya yang sederajat.
2. Gerak sosial vertikal adalah
perpindahan individu dari objek sosial, dari kedudukan sosial ke kedudukan
sosial lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya, karena itu dikenal dua jenis
mobilitas vertikal, yakni:
a. Gerak sosial miningkat (social
climbing), yaitu gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial rendah ke
kelas sosial yang lebih tinggi.
b. Gerak sosial yang menurun (social
singking), yakni perpindahan anggota masyarakat dari kelas
sosial tertentu ke kelas sosial yang lebih rendah posisinya.
C. . Hubungan Pendidikan dengan
Mobilitas Sosial
Pendidikan merupakan anak tangga paling penting pada
banyak dunia usaha perusahaan industri.Yang pertama berakhir pada jabatan
mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “program pengembangan eksekutif”
dan berakhir sebagai pimpinan.Menaiki tangga mobilitas kedua tanpa ijazah
pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang jarang terjadi.Hal ini diduga karena
bertambah tingginya taraf pendidikan maka makin besar kemungkinan mobilitas
bagi anak golongan rendah menengah.Hal ini tidak selalu benar bila pemdidikan
terbatas pada tingkat menengah. Walaupun ditingkatkan sampai SMU masih jadi
pertanyaan apakah mobilitas akan meningkat dengan sendirinya. Akan tetapi
perguruan tinggi masih dapat memberi perluasan mobilitas, walau jaminan ijazah
belum tentu meningkat untuk status social.
Pada dasarnya pendidikan itu hanya salah satu standar
pendidikan dari tiga “jenis” yaitu pendidikan informal, formal, dan nonformal.
Tampaknya dua jenis terakhir lebih diandalkan, karena kepemilikan tanda lulus
seseorang untuk naik jabatan. Pada pendidikan formal dunia kerja dan dunia
status kebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus untuk naik jabatan atau
status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan mereka kemudian mempercayai
skill atau kemampuan yang bersifat praktis dari pada harus menghormati pemegang
ijazah yang tidak sesuai dengan kompetensi tanda lulus tersebut.
Dalam persektif lain dari sisi intelektualitas, memang
orang-orang yang berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat
dan biasanya lebih terfokus pada jenjang-jenjang hasil belajar dari pendidikan
formal tersebut. Makin tinggi pendidikannya maka makin tinggi pula tingkat
penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam
masyarakat.
Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti
yang dikemukakan Robert G. Burgess bahwa system pendidikanlah yang menjadi
mekanisme mobilitas social.Pendapat Ivan Reid menyatakan bahwa pendidikan
memainkan peranan penting dalam mobilitas social sekalipun tidak tertuju pada
penempatan pekerjaan teertentu.Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam
mobilitas social, kita mengetahui bahwa kualifikasi pendidikan harus
dihubungkan secara langsung dengan jenis pekerjaan.
Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas social
dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya.Sehingga apabila ingin mobilitas social semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
D. Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial
Pendidikan bertujuan untuk membekali
setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam kehidupnya mencapai tingkat
yang setinggi-tingginya. Akan tetapi sekolah sendiri tidak mampu meniadakan
batas-batas tingkatan social itu, karena disebabkan banyaknya
daya-daya diluar sekolah yang memelihara atau mempertajamnya.
Pendidikan selalu merupakan bagian
dari sistem social, dan jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah
harus mempertimbangkan perbedaan dan didalam kurikulumnya, artinya
memberikan pendidikan bagi setiap golongan social yang sesuai dengan kebutuhan
golongan masing-masing, sehingga dapat hidup bahagia menurut golongan
masing-masing. Berhubung dengan itu juga dipilih guru-guru yang sesuai dengan
golongan social murid yang bersangkutan.Pendirian ini berdiri atas anggapan
bahwa sekolah bagaimana pun juga tak dapat mengubah struktur social dan karena
itu menerimanya saja sebagai kenyataan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan
itu agar kurikulum relevan.
Pada saat ini sekolah-sekolah
meneruskan cita-cita untuk menyebarluaskan ideal dan norma-norma kesamaan dan
mobilitas secara verbal disamping adanya daya-daya stratifikasi yang
berlangsung terus dalam masyarakat. Ini berarti bahwa usaha untuk mengerjakan kesamaan
dna mobiitas akan mengahdapi kesulitan dalam dunia nyata[7].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak .
Secara bahasa mobilitas berasal dari
bahasa latin“mobilis” yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan asal kata sosial mulanya
berasal dari bahasa latin“socius” yang mempunyai arti segala sesuatu
yang lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya
seorang individu memang sudah ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan
orang lain karena dia tetap membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain.
Secara istilah Mobilitas
social adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang
lebih baik.
Proses terjadinya mobilitas sosial
melalui tipe-tipe gerak sosial yang dua macam, yaitu Gerak social
horizontal yang merupakan peralihan individu atau objek-objek social
lainnya dari suatu kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat
dan gerak sosial vertikal adalah perpindahan individu dari objek sosial dari
kedudukan sosial kekedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Pendidikan selalu merupakan bagian
dari sisttem social, dan jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah
harus mempertimbangkan perbedaan dan didalam kurikulumnya artinya
memberikan pendidikan bagi setiap golongan social yang sesuai dengan kebutuhan
golongan masing-masing sehingga dapat hidup bahagia menurut golongan
masing-masing. Berhubung dengan itu juga dipilih guru-guru yang sesuai dengan
golongan social murid yang bersangkutan.
Pada saat ini sekolah-sekolah
meneruskan cita-cita untuk menyebarluaskan ideal dan norma-norma kesamaan dan
mobilitas secara verbal disamping adanya daya-daya stratifikasi yang
berlangsung terus dalam masyarakat. Ini berarti bahwa usaha untuk mengerjakan
kesamaan dna mobiitas akan mengahdapi kesulitan dalam dunia nyata.
Daftar pustaka
Abdullah
Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2013
Ary
H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000
Dewey,
John. Democracy and Education.The Free Press. 1944
Ramayulis,
dkk.Dasar-dasar Pendidikan,Padang, the zaky press.
2009
Tim
Dosen Unimed, Dasar-Dasar Antropologi/Sosiologi, Medan , 2011
Soerjono
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT Raja Garfindo Persada,
1982
S.
Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011
[6]
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, PT Raja Garfindo
Persada, 1982), hal. 220
Tidak ada komentar:
Posting Komentar