Senin, 08 Januari 2018




Penyusun:
Darnilawati
Laila Rahmati
Rumaini

Dosen pembimbing:
musradinur

Mata Kuliah:
Sosiologi Pendidikan





UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
 FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
RODI BAHASA ARAB
2016


Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sosiologi Pendidikan dengan judul "Pendidikan Dan Mobilitas Sosial " tepat pada waktunya.
Salawat dan salam kepada nabi Muhammad sallahu alaihi wasallam, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi kawan kawan untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

                                                                                 Banda Aceh, 19 Oktober 2016

 Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
 Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Sedangkan Mobilitas social adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik.
Proses terjadinya mobilitas sosial melalui tipe-tipe gerak sosial yang terdiri dari dua macam, yaitu Gerak social horizontal yang merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat, dan gerak sosial vertikal adalah perpindahan individu dari objek sosial dari kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Pendidikan selalu merupakan bagian dari sistem social, dan jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah harus mempertimbangkan perbedaan didalam kurikulumnya, artinya memberikan pendidikan bagi setiap golongan social yang sesuai dengan kebutuhan golongan masing-masing sehingga dapat hidup bahagia menurut golongan masing-masing.
 Dengan demikian pemakalah akan mengupas tentang pendidikan dan mobilitas sosial dengan membagi kan sub-sub judul sebagai berikut: makna dari pendidikan dan mobilitas sosial, proses terjadinya mobilitas sosial, hubungan pendidikan denagn mobilitas sosial dan  Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial

B.   Perumusan Masalah
1.         Pendidikan dan mobilitas sosial.
2.         Proses terjadinya mobilitas sosial.
3.         Hubungan Pendidikan dengan mobilitas sosial.
4.         Pendidikan menurut perbedaan sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pendidikan dan mobilitas sosial

1.       Pengertian pendidikan
            Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarrti pengembangan dan Bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutkan tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.[1]
Secara istilah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[2]

2.      Pengertian mobilitas sosial
Secara bahasa mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. dan asal kata sosial mulanya berasal dari bahasa latin ”socius” yang mempunyai arti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya seorang individu memang sudah ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan orang lain karena dia tetap membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain.
Secara istilah  Mobilitas social adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Henry Clay Smith mengatakan mobilitas social adalah gerakan dalam struktur social (gerakan antar individu dengan kelompoknya)[3]. Pauul B Horton dan Chester L Hunt mengatakan mobilitas social adalah suatau gerak perpindahan dari satu kelas social ke kelas social lainnya[4].  Jadi yang dikatakan mobilitas social adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak social seperti inilah yang dikatakan mobilitas social (social mobility)[5].

B.   Proses terjadinya mobilitas sosial
Proses terjadinya mobilitas sosial melalui tipe-tipe gerak sosial terdiri dari dua macam, yaitu gerak social Horizontal dan Vertical.[6]
1.      Gerak social horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat.
2.      Gerak sosial vertikal adalah perpindahan individu dari objek sosial, dari kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai dengan arahnya, karena itu dikenal dua jenis mobilitas vertikal, yakni:
a.     Gerak sosial miningkat (social climbing), yaitu gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.
b.    Gerak sosial yang menurun (social singking), yakni perpindahan anggota masyarakat    dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial yang lebih rendah posisinya.

C.   . Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial
 Pendidikan merupakan anak tangga paling penting pada banyak dunia usaha perusahaan industri.Yang pertama berakhir pada jabatan mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “program pengembangan eksekutif” dan berakhir sebagai pimpinan.Menaiki tangga mobilitas kedua tanpa ijazah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang jarang terjadi.Hal ini diduga karena bertambah tingginya taraf pendidikan maka makin besar kemungkinan mobilitas bagi anak golongan rendah menengah.Hal ini tidak selalu benar bila pemdidikan terbatas pada tingkat menengah. Walaupun ditingkatkan sampai SMU masih jadi pertanyaan apakah mobilitas akan meningkat dengan sendirinya. Akan tetapi perguruan tinggi masih dapat memberi perluasan mobilitas, walau jaminan ijazah belum tentu meningkat untuk status social.
Pada dasarnya pendidikan itu hanya salah satu standar pendidikan dari tiga “jenis” yaitu pendidikan informal, formal, dan nonformal. Tampaknya dua jenis terakhir lebih diandalkan, karena kepemilikan tanda lulus seseorang untuk naik jabatan. Pada pendidikan formal dunia kerja dan dunia status kebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus untuk naik jabatan atau status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan mereka kemudian mempercayai skill atau kemampuan yang bersifat praktis dari pada harus menghormati pemegang ijazah yang tidak sesuai dengan kompetensi tanda lulus tersebut.
Dalam persektif lain dari sisi intelektualitas, memang orang-orang yang berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya lebih terfokus pada jenjang-jenjang hasil belajar dari pendidikan formal tersebut. Makin tinggi pendidikannya maka makin tinggi pula tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam masyarakat.
 Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang dikemukakan Robert G. Burgess bahwa system pendidikanlah yang menjadi mekanisme mobilitas social.Pendapat Ivan Reid menyatakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting dalam mobilitas social sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan teertentu.Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas social, kita mengetahui bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis pekerjaan.
Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas social dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.Sehingga apabila ingin mobilitas social semakin baik maka kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.


D.   Pendidikan Menurut Perbedaan Sosial

Pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam kehidupnya mencapai tingkat yang setinggi-tingginya. Akan tetapi sekolah sendiri tidak mampu meniadakan batas-batas tingkatan  social itu, karena disebabkan banyaknya daya-daya diluar sekolah yang memelihara atau mempertajamnya.

Pendidikan selalu merupakan bagian dari sistem social, dan jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah harus mempertimbangkan perbedaan dan didalam  kurikulumnya, artinya memberikan pendidikan bagi setiap golongan social yang sesuai dengan kebutuhan golongan masing-masing, sehingga dapat hidup bahagia menurut golongan masing-masing. Berhubung dengan itu juga dipilih guru-guru yang sesuai dengan golongan social murid yang bersangkutan.Pendirian ini berdiri atas anggapan bahwa sekolah bagaimana pun juga tak dapat mengubah struktur social dan karena itu menerimanya saja sebagai kenyataan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan itu agar kurikulum relevan.

Pada saat ini sekolah-sekolah meneruskan cita-cita untuk menyebarluaskan ideal dan norma-norma kesamaan dan mobilitas secara verbal disamping adanya daya-daya stratifikasi yang berlangsung terus dalam masyarakat. Ini berarti bahwa usaha untuk mengerjakan kesamaan dna mobiitas akan mengahdapi kesulitan dalam dunia nyata[7].

   
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak .

Secara bahasa mobilitas berasal dari bahasa latin“mobilis” yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Dan asal kata sosial mulanya berasal dari bahasa latin“socius” yang mempunyai arti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, serta berkembang dalam kehidupan bersama. Itu artinya seorang individu memang sudah ditentukan tidak bisa hidup terlepas dari bantuan orang lain karena dia tetap membutuhkan bantuan dan perhatian dari orang lain.
Secara istilah  Mobilitas social adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik.
Proses terjadinya mobilitas sosial melalui tipe-tipe gerak sosial yang  dua macam, yaitu Gerak social horizontal yang  merupakan peralihan individu atau objek-objek social lainnya dari suatu kelompok social ke kelompok social lainnya yang sederajat dan gerak sosial vertikal adalah perpindahan individu dari objek sosial dari kedudukan sosial kekedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Pendidikan selalu merupakan bagian dari sisttem social, dan jika demikian halnya timbul pertanyaan apakah sekolah harus mempertimbangkan perbedaan dan didalam  kurikulumnya artinya memberikan pendidikan bagi setiap golongan social yang sesuai dengan kebutuhan golongan masing-masing sehingga dapat hidup bahagia menurut golongan masing-masing. Berhubung dengan itu juga dipilih guru-guru yang sesuai dengan golongan social murid yang bersangkutan.
Pada saat ini sekolah-sekolah meneruskan cita-cita untuk menyebarluaskan ideal dan norma-norma kesamaan dan mobilitas secara verbal disamping adanya daya-daya stratifikasi yang berlangsung terus dalam masyarakat. Ini berarti bahwa usaha untuk mengerjakan kesamaan dna mobiitas akan mengahdapi kesulitan dalam dunia nyata.

Daftar pustaka

Abdullah  Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta  : PT Raja Grafindo Persada, 2013
Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000
Dewey, John. Democracy and Education.The Free Press. 1944
Ramayulis, dkk.Dasar-dasar Pendidikan,Padang, the zaky press. 2009     
Tim Dosen Unimed, Dasar-Dasar Antropologi/Sosiologi, Medan , 2011
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT Raja Garfindo Persada, 1982
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011





[1] Ramayulis, dkk. Dasar-dasar Pendidikan, (Padang, the zaky press. 2009). Hal. 15
[2] Dewey, John (1916/1944). Democracy and Education.The Free Press.hal 4.
[3] Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hlm 36.
[4] Abdullah  Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta  : PT Raja Grafindo Persada, 2013, hlm 195
[5] Tim Dosen Unimed, Dasar-Dasar Antropologi/Sosiologi, Medan , 2011, hlm 118.
[6] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, PT Raja Garfindo Persada, 1982), hal. 220
[7] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara , 2011 , hlm 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP KELAS VIII SMP MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH K 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah                        : MtSN Kuta Baro Mata pelajaran              : IPA K...